Pudarnya bahasa Jawa menjadikan kualitas budi pekerti dan tata karma peserta didik semakin merosot. Pemakaian bahasa gaul dan bahasa campuran Jawa-Indonesia-Inggris juga memperparah kondisi bahasa Jawa yang makin lama makin terbenam. Bahasa sebagai wujud cerminan diri seseorang memiliki kekuatan budaya dan etika diri dalam setiap proses komunikasi para penuturnya. Hal ini selaras dengan pepatah Jawa ‘ajining diri gumantung sangka lathi, ajining raga gumantung sangka busana’.
Pembiasaan peserta didik untuk berkomunikasi dengan berunggah ungguh bahasa jawa, dilakukan dengan memberikan pendidikan bahasa Jawa yang baik dan benar sejak dini. Peserta didik dikenalkan serta dibiasakan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada waktu berbincang dengan orang tua dibiasakan menggunakan bahasa krama lugu maupun krama alus.
Contoh: Komunikasi siswa dalam kehidupan sehari-hari :
Bahasa Indonesia | Unggah ungguh basa Bahasa ( krama) |
1. Ibu sudah makan. | 1. Ibu sampun dhahar. |
2. Bapak sudah mandi. | 2. Bapak sampun siram. |
3. Nenek pergi kemana, Bu? | 3. Simbah tindak pundi, Bu? |
4.Kamu apa sudah belajar, Mas. | 4. Sampean apa wes sinau, Mas. |
Akan tetapi banyak kita jumpai generasi muda sekarang mulai dari TK hinggi Peruguan Tinggi ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua lebih suka menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga tanpa disadari lambat laun hal itu akan membuat bahasa daerah semakin punah dan tergerus oleh perubahan zaman.
Oleh karena itu kami merasa prihatin dan terpanggil untuk melestarikan budaya bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari khususnya di SD Negeri 1 Sumbergedong Trenggalek. Sebagai upaya melestarikan bahasa jawa yang menjadi aset budaya kita, selain mata pelajaran muatan lokal jawa, SDN 1 Sumbergedong Trenggalek, menerapkan program “DIKDAYA JAWI”. Implementasi dari program tersebut adalah setiap hari Kamis minggu ke- 1 dan ke-3 tenaga kependidikan dan peserta didik memakai pakaian ala Jawa dan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa ( ngoko alus, krama lugu maupun krama alus/ inggil ) sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran.
Adapun cara mengenalkan unggah-ungguh bahasa Jawa kepada peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa hal, di antaranya adalah melalui cara-cara sebagai berikut.
1. Bercerita/ mendongeng berbahasa jawa
2. Bernyanyi Lagu-lagu Anak Berbahasa Jawa
3. Berlatih mengucap kalimat bahasa jawa sederhana melalu bermain peran